Jadilah pribadi yang saat orang melihat muka kita saja sudah
merasakan bulir-bulir kesejukan dan ketenangan yang menyelimuti hati mereka.
1. Jadilah pemaaf
Memaafkan itu sulit. Ya, sulit. Saat hati
kita nggak bersih, sedang terbakar api kemarahan, dilumuri rasa dengki, nggak
mudah untuk berucap maaf apalagi memberi maaf. Kita hidup di dunia ini selalu
dibentangkan dua jalan oleh Allah, yang bisa kita pilih salah satunya :
menuruti hawa nafsu atau nggak menurutinya. Jalan keluarnya adalah: pilihlah
yang paling bisa mendekatkan diri kita pada-Nya. Sabar, memaafkan dan berdoalah
untuk mereka yang menyakiti kita.
2. Lemah-lembut dan kasih sayang
Lemah lembut bukan berarti nggak tegas atau
lemah. Tapi gimana sikap kita tetap baik dalam memperlakukan orang tua kita,
sahabat kita, dan saudara sesame muslim bisa dengan tutur kata yang baik, sikap
yang baik, pemikiran yang baik, atau bijaksana. Itulah yang disebut lemah
lembut.
Tips, menjadi pribadi
yang lemah lembut :
1. Perbanyak zikir pada Allah SWT
Zikir dengan penghayatan akan melembutkan
hati kita. Diasah aja terus. Seperti kita mengasah kayu, yang awalnya kasar
banget karena diamplas terus lama-lama bisa jadi mengkilap. Zikir ini termasuk
ibadah yang mudah karena nggak terikat waktu dan tempat. Jadi, bisa kita
lafalkan kapan pun dan di mana pun. Kurangi nyanyi-nyanyi, ngobrol
ngalor-ngidul, ganti dengan perbanyak zikir pada-Nya. insyaAllah, pelan-pelan
bakal jadi habit
2. Sering-sering melihat kondisi orang yang
hidupnya nggak seberuntung kita
Seperti orang yang sakit karena kelaparang
atau orang yang sudah bekerja keras tapi tetap berpenghasilan kecil. Harusnya,
dari mereka saja kita sudah mampu untuk memperbanyak syukur pada Allah dan
berempati pada mereka. Atau kalau masih belum mengetuk hati kita juga, bisa
dengan rajin-rajin mendengar curhatan mereka. insyaAllah ego kita akan
tersingkirkan.
3. Berprasangka baik
Berilah sahabat kita beribu prasangka baik,
hingga habis pikiran buruk tentangnya. Alangkah indah jika kita selalu
berprasangka baik pada Allah maupun sesame. Saat doa kita belum dikabulkan,
berprasangka baiklah bahwa aka nada jawaban indah dari-Nya di waktu yang tepat.
Sungguh, Allah mengikuti prasangka hamba-Nya
4. Jangan ada dengki dan benci di antara kita
Betapa hina seorang pendengki. Ia dimurkai
Allah dan dilaknat malaikat. Apalagi kalau yang didengki ternyata orang yang
dicintai Allah.
“Hati-hati
terhadap hasad, karena ia dapat melenyapkan kebaikan sebagaimana api
melenyapkan kayu bakar” (HR. Abu Dawud)
5. Tawadhu (Rendah Hati)
Sebesar apa kita direndahkan maka sebesar
itulah ukuran kesombongan kita. Karena orang yang tawadhu nggak punya tempat
untuk perasaan direndahkan, karena memang ia sudah meletakkan hatinya di tempat
yang paling rendah. Ketika ia merasa sangat kecewa, sakit hati, dan marah
karena merasa direndahkan, berarti ukuran marah yang sangat besar menunjukan
ukuran ego dan rasa sombong yang sangat besar dalam diri kita. Berapa kali kita
merasa direndahkan? Kalau selama ini kita sering direndahkan, berarti selama
itu pulalah kita selalu sombong.
Dengan tawadhu, nggak ada ruang di benak
kita untuk merasa dihina, dicela, direndahkan, nggak diberikan haknya,
dijelek-jelekkan, dan hal-hal negative lainnya.
6. Qana’ah
Orang yang memiliki sifat qanaah selalu
ridha dengan berapapun rezeki yang Allah berikan padanya. Nggak ada tuh iri
dengki terhadap apa yang dimiliki orang lain. Begitu kaya hatinya karena selalu
merasa cukup dan nggak ada keinginan sedikit pun untuk mendapatkan rezeki
dengan cara yang tercela. Orang qanaah adalah sebenar-benarnya orang kaya,
seakan-akan ia kaya selamanya
Orang qanaah berpaling dari sikap rakus
untuk menggangapi hal-hal yang nggak dibutuhkan. Orang yang qanaah otomatis
melimpah rasa syukur di dadanya, yang membuat ia berserah hany pada Allah atas
rezeki yang didapat. Ia begitu sadar dan yakin bahwa berapapun yang didapat,
ketentuan Allahlah yang lebih baik dan lebih langgeng.
7. Tawakal
Tawakal bukan berarti kita berpasrah diri
kepada Allah tanpa adanya ikhtiar yang maximal. Tawakal adalah berserah diri
seutuhnya hanya kepada-Nya, setelah melakukan ikhtiar dan tekad yang optimal.
Cintailah
hanya pada Allah
Takutlah
hanya pada Allah
Berharaplah
hanya pada Allah
Dan bertawakallah
hanya pada Allah
Komentar
Posting Komentar