Langkah-langkah supaya kita menjadi pembuka kebaikan:

1.       Niatkan lillahi ta’ala dengan tekad yang kuat.
Kenapa perlu tekad yang kuat? Karena di zaman sekarang cuma sedikit orang yang ingin menjadi pembuka kebaikan. Apalagi jika kita berada di lingkungan yang kurang baik, harus banget kita melawan arus. Dan karena ini kerjaan yang nggak mudah bin nggak remeh, makanya perlu tekad yang kuat.
2.       Berilmu, agar tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Coba renungkan kembali amal yang sudah kita lakukan kemarin-kemarin. Jangan-jangan yang baik kita anggap buruk, yang buruk malah kita nggap baik. Dikira membuka kebaikan, ternyata membuka keburukan. So, jangan pernah behenti cari ilmu yang benar sebanyak-banyaknya, yaa
3.       Amalkan kebaikan yang sudah kita tahu ilmunya.
Kalau kita pengen orang di sekeliling kita menjadi baik, kiat dulu dong yang mempelopori jadi orang baik. Pengen punya anak shaleh, kita dulu yag kudu jadi orang tua shaleh. Supaya kita bisa mentransfer kebaikan dan anak kita gampang mengikuti kebaikan kita. Dakwah dengan perbuatan jauh lebih baik dan disukai oleh orang yang akan kita dakwahi. Satu teladan baik lebih berarti daripada seribu kata-kata. Jadi, stop ngajarin orang tapi kita sendiri nggak mau melakukannya.
4.       Tularkan kebaikan kepada orang lain
Kalau kita sudah mengamalkan satu ilmu, jangan puas dulu. Coba tengok kanan-kiri dan lihat siapa yang belum melakukan kebaikan seperti yang sudah kita lakukan. Saat sudah memutuskan untuk berhijrah, kita benar-benar akan menjadi pusat perhatian orang loh! Kalau setelah hijrah kita makin baik, orang lain insyaAllah juga mau ikut hijrah kayak kita. Tapi kalau setelah hijrah kitanya malah makin bobrok akhlaknya, suka menghakimi orang, menasehati mereka dengan cara yang nggak baik, dijamin mereka jadi takut ikut hijrah.
5.       Optimalkan peran masyarakat
Buat yang ikut kajian dan duduk manis mendengar ceramah ustadz, bersyukurlah kamu sudah selangkah lebih maju. Walaupun nggak otomatis kita juga bisa jadi ustadz, tapi jangan dipikir kita nggak bisa dan nggak boleh berdakwah seperti mereka. Bisa, bisa banget malah!
Kebaikan yang betul-betul tulus, terus-menerus, dan dikerahkan untuk memberi yang terbaik nggak akan kalah dengan keburukan. Ia pasti akan menang dan pada waktunya akan menginspirasi orang lain. Apa pun yang terjadi, sekuat apa pun badai menyapu tubuh kit, tetap tegarlah dan tetap istiqomahlah dalam kebaikan. Kebaikan karena Allah SWT, bukan semata-mata karena makhluk.
“Bila kita merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Bila kita bersenang-senang dengan dosa, kesenangan itu akan hilang dan dosa yang akan kekal”

Komentar