Aku tak bisa memungkiri bahwa aku tak sanggup meraba perasaannya.
Tapi, dengan kasat mata aku bisa aku bisa membaca gelagatnya seperti rasa yang sama denganku.
Meskipun, ujung-ujungnya kembali pada penyadaran bahwa itu hanya sebuah terkaan, tidak berhenti apa-apa tanpa pembenaran langsung dari Mas Rahman.
Mengapa dia cuma diam dan tidak memberi respons apa-apa?
Apa mungkin diamnya padaku itu sebagai tanda penolakan yang halus?
Sebagai tanda bahwa sebenarnya dia tidak memiliki rasa yang sama padaku?
Tapi, dengan kasat mata aku bisa aku bisa membaca gelagatnya seperti rasa yang sama denganku.
Meskipun, ujung-ujungnya kembali pada penyadaran bahwa itu hanya sebuah terkaan, tidak berhenti apa-apa tanpa pembenaran langsung dari Mas Rahman.
Mengapa dia cuma diam dan tidak memberi respons apa-apa?
Apa mungkin diamnya padaku itu sebagai tanda penolakan yang halus?
Sebagai tanda bahwa sebenarnya dia tidak memiliki rasa yang sama padaku?
Komentar
Posting Komentar